Keluarga DI/TII Akan Demo di Makassar

Bupati Luwu Basmin Mattayang melalui staf khususnya Rahmat Sujono dan putranya Arham Basmin mengancam akan melaporkan dr Anton Yahya ke polisi terkait pernyataan Basmin yang dinilai menghina keluarga besar Qahhar Mudzakkar.

Rahmat dan Arham mengungkapkan rencana itu pada konferensi pers di Mal Panakkukang, Makassar, Jumat (6/7).

Mereka menilai Anton adalah orang yang pertama kali mengait-ngaitkan ucapan Basmin dengan nama Qahhar, Azis dan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
“Pernyataan bapak yang dikutip media sama sekali tidak menyinggung tentang DII/TII maupun nama Qahhar Mudzakkar serta nama Azis. Justru pihak ketiga dalam hal ini saudara Anton Yahya yang mengaitkan pernyataan bapak dengan DII/TII maupun keluarga Qahhar Mudzakkar,” kata Arham.
Anton adalah kerabat Qahhar yang pertama kali membocorkan isi pernyataan Basmin saat meresmikan salah satu pesantren di Luwu.
Menurut putra Bung Yahya, Komandan Momok Merah, bagian dari DI/TII, Basmin mengatakan, “jangan pilih pemimpin yang bapaknya pemberontak karena pasti anaknya juga pemberontak.”
Kalimat inilah yang memicu reaksi keras keluarga Qahhar dan mantan anak buah Qahhar yang pernah berjuang bersama Qahhar di DI/TII.
Pencemaran
Dalam waktu dekat, Rahmat dan Arham akan menuntut dr Anton dengan tuduhan pencemaran nama baik.
“Kami berdua sementara diskusi tentang persiapan pengaduan di Polres Luwu,” tambah Arham.
Sebelumnya, melalui anaknya, Basmin yang juga Ketua DPD Golkar Luwu sudah mengajukan permintaan maaf ke kelaurga DI/TII. Namun, permintaan maaf itu diabaikan pihak keluarga DI/TII.
Dari Palembang, Sumatera Selatan, Ketua DPD Golkar Sulsel Amin Syam yang dimintai komentar, soal kasus yang menimpa Basmin, tak ditanggapi. “Saya tak tahu masalahnya,” kata Amin singkat sesaat setelah tiba di Bandara guna menghadiri acara Penas.
Meski tidak menyebut langsung nama Azis, Anton, yang merupakan putra Bung Yahyu, Komandan Momok Merah, bagian dari DI/TII, meyakini pernyataan itu ditujukan buat Azis.
Anton menilai pernyataan Basmin tersebut sangat menyakitkan keluarga besar Qahhar dan beberapa tokoh pejuang asal Tana Luwu lainnya.
Wacana ini terus bergulir dan direspon partai pengusung Azis yang berpaket dengan Ketua KAHMI Sulsel Mubyl Handaling di pilkada Sulsel.
Ketua DPW PPP Sulsel sebagai salah satu partai pengusung Azis-Mubyl menilai jika statemen Basmin benar maka termasuk black campaign terhadap calon yang diusungnya. Selain partai pengusung Azis-Mubyl, mantan anggota pejuang maupun keluarga yang terkait dengan DI/TII juga tersinggung.
Tanggapan Anton
Dikonfirmasi terpisah terkait rencana tuntutan keluarga Basmin kepada dirinya, Anton mengaku tidak takut.
“Jangankan dituntut balik, dibunuhpun saya siap kapan saja dan di mana saja,” ujarnya singkat.
Aksi Makassar
Ratusan keluarga keturunan eks DI/TII pagi ini menggelar unjuk rasa di Monumen Mandala, Jl Jenderal Sudirman. Aksi djadwalkan pukul 10.00 Wita.
Selain di Makassar, aksi serupa digelar di Palopo. Mereka turun jalan untuk mengecam Basmin.
“Kami sudah berkoordinasi dan melaporkan rencana aksi ini ke aparat kepolisian,” ujar koordinator lapangan, M Syukur MB, dalam jumpa pers di Coffe Break, Panakkukang, Makassar, kemarin.
Hadir dalam jumpa pers, putra komandan DI/TII Jufri Tambora, Darmawan Jufir, Arief Hasan, Djusman AR, dan Buhari Kahhar Mudzakkar.
Darmawan mengaku akan mengerahkan massa dari Jeneponto.
Di Palopo, menurut koordinator aksi, Lukman dan Hasbi, aksi melibatkan mahasiswa dari STIKIP, STIEM Muhammadiyah, Universitas Andi Djemma, dan STAIN.
“Saya siap lahir dan batin menghadapi tuntutan itu, karena ini menyangkut rasa dan perasaan saya sebagai anak Bung Yahya yang sudah meninggal tiga tahun lalu. Saya tidak mau orangtua saya terusik di kuburan,” ujar Anton menanggapi ancaman tuntutan dari pihak Basmin